Saturday, April 29, 2017

Kitab Fathul Wahab




Judul Kitab : Fathul wahab bi syarhi minhajut thullab

Penulis : Syaikh Abi Yahya Zakaria al Anshori

Kitab Fathul Wahhab adalah salah satu kitab fiqih madzhab Syafi'i yang sangat populer di kalangan santri senior pesantren salaf. Kitab kuning yang satu ini memiliki kerumitan bahasa tersendiri namun selalu dikaji di sejumlah pesantren salaf karena menjadi salah satu rujukan dalam madzhab syafi'iyah.



Monday, April 24, 2017

Kitab Shafwatut Tafasir

Karya Muhammad 'Ali Ash-shabuni

Kusumalibrary.blogspot.com (red) - Kitab Shofwah at-Tafasir merupakan kitab tafsir karangan Muhammad 'Ali As-Shobuni. Beliau menyebutnya sebagai kumpulan tafsir bi al-ma’tsur dan tafsir bi al-ma’qul. Menyinggung alasan penamaan kitabnya ini beliau menjelaskan, “aku menamai kitabku Shafwah at-Tafasir karena memuat inti dari kitab-kitab tafsir besar yang ku susun lebih ringkas, tertib, mudah, jelas, dan lugas “. Tafsir-tafsir besar yang beliau ambil sebagai rujukan: tafsir at-Thobari, tafsir Kasyaf karya Zamakhsyari, tafsir Qurthubi, tafsir Ruhul Ma’ani karya Al-Alusi, tafsir Ibnu Katsir, tafsir Bahrul Muhith karya Abi Hayyan, juga dari beberapa kitab tafsir lain dan buku-buku ulumul Qur’an. Dalam Muqoddimahnya, as-Shobuni sedikit curhat mengenai proses kreatif penulisan kitab tafsir ini, “aku merampungkan penulisan kitab ini selama lima tahun siang dan malam. Dan aku tidak menulis sesuatu dalam kitab tafsir ini kecuali setelah aku benar-benar membaca apa yang ditulis ulama-ulama tafsir pada kitab mereka. Sekaligus meneliti dengan sungguh-sungguh supaya aku bisa menilai mana diantara pendapat mereka yang paling benar lalu aku mengunggulkannya”.

Di antara alasan yang membuat penulis tafsir ini tergerak untuk menyusun kitab tafsirnya adalah banyaknya kitab tafsir dan ulumul Qur’an yang ditulis oleh para ulama, bahkan di antaranya merupakan kitab-kitab yang “gemuk” dan pastinya sangat berjasa membantu ulama dan masyarakat dalam memahami Al-Qur’an secara benar. Namun karena tingkat pendidikan dan kebudayaan manusia yang berbeda-beda, menjadikan di antara mereka masih merasa sulit menggapai pesan yang ingin disampaikan seorang mufassir dalam kitabnya. Salah satu solusi mengatasi hal ini, maka seorang ulama dituntut untuk terus berusaha mempermudah dan meminimalisir kesulitan dalam kitab tafsirnya, supaya maknanya bisa lebih terjangkau masyarakat luas.

Syaikhul Azhar DR. Abdul Halim Mahmud memberikan komentar tentang kitab ini, “Shafwah at-Tafasir adalah hasil penelitian penulis terhadap kitab-kitab besar tafsir, kemudian ditulis ulang dengan mengambil pendapat terbaik dari kitab-kitab tersebut yang disusun secara ringkas dan mudah”. Begitu pun yang di sampaikan DR.Rosyid bin Rojih [‘amid kuliyyah Syari’ah dan Dirasat Islamiyyah universitas malik Abdul Aziz] tentang Shafwah at-Tafasir, “ kitab ini sangat berharga, meringkas apa yang dikatakan ulama-ulama besar tafsir dengan menggunakan tata bahasa yang sederhana, teknik pengungkapan yang mudah dan lugas, disertai penjelasan dari segi kebahasaannya. Sungguh sangat memudahkan penuntut ilmu dalam memahaminya”. 

Adapun metode yang diterapkan As-Shobuni dalam tafsirnya:

  • Menjelaskan surat Al-Qur’an secara global, kemudian merinci maksud-maksud yang terkandung dalam surat tersebut
  • Menjabarkan hubungan antar ayat sebelum dan sesudahnya
  • Pembahasan tentang hal yang berhubungan dengan bahasa, seperti akar kalimat, dan bukti-bukti kalimat yang diambil dari ungkapan orang arab
  • Pembahasan tentang Asbab an-Nuzul
  • Pembahsan tentang tafsir ayat
  • Pembahasan ayat dari segi Balaghohnya
  • Penjelasan faida-faidah yang bisa dipetik dari suatu ayat
  • Shofwah at-Tafasir dan Polemik


Di antara karya-karya besar as-Shobuni, Shafwah at-Tafasir adalah yang paling banyak mengundang polemik. Polemik ini lahir terutama saat beliau menafsirkan suatu ayat a la asy’ary [dengan menggunakan methode ta’wil]. Misal sebagaimana yang dipaparkan syeikh Sholih bin Fauzan:

[Surat Al-baqoroh ayat:112] ”… بلى من أسلم وجهه لله…” Dalam menafsirkan ayat ini as-Shobuni mengutip pendapat dari Imam al-Rozi dalam tafsirnya Tafsir Kabir yang menakwilkan “الوجه” dengan “النفس” , maka makna ayat ini menurut al-Rozi: “ memasrahkan diri untuk selalu taat kepada Allah”. Dengan mengambil justifikasi dari ayat: “كل شيء هالك الا وجهه “. Ini hanya satu dari tafsir ayat yang disentil oleh syeikh Sholih bin Fauzan salah seorang ulama Saudi yang menyebut ta’wil pada ayat ini sebagai ta’wil bathil karena ta’wil al-wajh dengan makna ad-zat [sebagaimana manusia] sama dengan meniadakan sifat Allah yang telah pasti. Untuk juz 1 saja Syeikh Sholih bin Fauzan mencatat 54 kesalahan dari berbagai macam disiplin ilmu [termasuk Fiqh, dll]. Keseluruhan kesalahan syeikh as-Shobuni dalam Shofwah at-Tafasir beliau rangkum dalam kitabnya “Al-bayan li Akhtho’i ba’dhi al-Kitab”. Masuk dalam barisan panjang ulama penolak tafsir ini di antaranya: Syeikh Muhammad Jamil Zainu [pengajar tafsir di universitas Darul Hadits makkah], Syeikh Sa’ad Dzullam, Syeikh Bakr Abu Zayd, dll yang masing-masing mengungkapkan kritik dan penolakannya dengan menerbitkan buku.

Dalam buku besarnya “Ar-Rudud”, syeikh Bakr Abu Zayd menyorot perilaku As-Shobuni yang mengumpulkan penafsiran dari penafsir-penafsir besar dengan latar belakang ideologi berbeda dalam satu kitab tafsir, seperti Zamakhsyari yang Mu’tazili, Ibnu Katsir dan Thobary yang Salafi, Ar-Rozy yang Asy’ari, Thibrsy yang Rhofidhy, dll. Aksi penolakan ulama-ulama besar saudi ini mau tidak mau memaksa pihak kementrian badan waqaf Kerajaan Saudi Arabia pada waktu itu menurunkan perintah pelarangan beredarnya kitab ini.

Juga surat edaran dari direktur umum badan waqaf dan masjid di Riyadh bernomor: 945/2/ ص, في 16/4/1408 H melarang penyebaran dan memperbanyak kitab tafsir ini sampai ada perbaikan permasalahan ideologi di dalamnya. Memang benturan ideologi dalam tafsir ini tidak bisa elakan, karena ada saat as-Shobuni menggunakan penafsiran a la Salafy yang mempraktekan methode “tafwidh ilallah” [khususnya ketika beliau merujuk tafsir dari Ibnu Katsir]. Dan ada saaat kita akan melihat beliau mengambil penafsiran a la Asy’ari yang menggunakan methode “ta’wil” [khusunya ketika beliau mengambil tafsir dari Ar-Razi]. Namun untuk Mu’tazilah beliau menjelaskan tidak mengambil dari Zamakhsyari kecuali penjelasan tentang masalah bahasa saja. Kenyataan ini membuat kita sulit mengira-ngira apa gerangan ideologi as-Shobuni.

Terlepas dari permasalahan ideologi As-Shobuni, DR.Abdul Halim Mahmud menegaskan bahwa, “ikhtiyarul mar’i qith’atun min aqlihi” maka lanjut beliau lagi, bisa dikatakan apapun yang dipilih dan diambil As-Shobuni dari kitab-kitab tafsir besar merupakan persetujuan beliau terhadap penafsiran-penafsiran itu.

Silahkan bagi para pembaca yang berminat download kitab Shafwatut Tafasir versi pdf. langsung saja klik link dibawah ini.👇
Semoga bermanfaat Wassalamu'alaikum wr.wb

Juz 3

Monday, April 10, 2017

Kitab Syarh Nurul Yaqiin


Kitab Nurul Yaqiin adalah tarikh perjalanan hidup Rasulullah saw. sejak beliau dilahirkan hingga akhir hayatnya. Kisah ini diceritakan secara teratur mengikuti alur kehidupan Rasulullah. Peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kesempurnaan akhlak dan budi pekerti Rasulullah pun tak luput dikisahkan. Bahkan diceritakan pula Al-Qur’an dan mukjizat-mukjizat lain sebagai bukti kerasulannya.

Bagi seorang muslim, sikap dan kepribadian Nabi Besar Muhammad saw (yang memang telah dianugerahkan kesempurnaan di dunia dan di akherat oleh Allah yang belum pernah diberikan kepada umat sebelum maupun sesudahnya) wajib djadikan sebagai contoh dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini.

Dan memang sudah selayaknya kita sebagai umatnya harus mengetahui kisah perjalanan kehidupan Rasululah saw sekaligus mengikutinya.

Friday, April 7, 2017

Kitab Al Adzkar Nawawiyyah





Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi, atau lebih dikenal sebagai Imam Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi’i. Ia lahir di desa Nawa, dekat kota Damaskus , pada tahun 631 H dan wafat pada tahun 24 Rajab 676 H. Kedua tempat tersebut kemudian menjadi nisbat nama beliau, an-Nawawi ad-Dimasyqi. Ia adalah seorang pemikir muslim di bidang fiqih dan hadits.

Imam Nawawi pindah ke Damaskus pada tahun 649 H dan tinggal di distrik Rawahibiyah. Di tempat ini beliau belajar dan sanggup menghafal kitab at-Tanbih hanya dalam waktu empat setengah bulan. Kemudian beliau menghafal kitab al-Muhadzdzabb pada bulan-bulan yang tersisa dari tahun tersebut, dibawah bimbingan Syaikh Kamal Ibnu Ahmad.

Semasa hidupnya beliau selalu menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, menulis kitab, menyebarkan ilmu, ibadah, wirid, puasa, dzikir, sabar atas terpaan badai kehidupan. Pakaian beliau adalah kain kasar, sementara serban beliau berwarna hitam dan berukuran kecil.



Thursday, April 6, 2017

Kitab Hasyiah Al Bajuri matan Abu Syuja'

Kitab Hasyiyah Ibrahim al Baijuri (حاسية الشيخ ابراهيم البيجورى) merupakan kitab fiqih madzhab Syafii karangan Syekh Burhanuddin Ibrahim al Baijuri bin Syekh Muhammad al Jizawi bin Ahmad, atau lebih dikenal dengan nama Syekh Ibrahim al Baijuri. 

Beliau lahir pada tahun 1198 H/1783 M, di Desa Bajur atau Baijur, pusat Distrik al-Munufiyah Mesir. Imam al-Bajuri wafat pada Kamis, 28 Dzulqa‘dah 1276 H/19 Juli 1860 M. Jenazahnya dishalatkan di Masjid al-Azhar asy-Syarif dan dikuburkan di kawasan Qurafah al-Kubra (al-Mujawarin). Ketinggian dan kedalaman ilmu beliau mengantarkan beliau menjadi salah seorang tenaga pendidik di Al-Azhar. Beliau yang sangat terkenal tekun dan ikhlas dalam mengajar dan mendidik, akhirnya diangkat menjadi Syaikh Al-Azhar, posisi paling tinggi dan prestisius di lembaga Al-Azhar. Beliau diangkat pada tahun 1263 H menggantikan Syaikh Ahmad Abdul Jawwad Ad-Daumi Asy-Syafi’i. Beliau memangku amanah tersebut hingga akhir hayatnya. 

Kitab Hasyiyah al Baijuri merupakan kitab penjelasan catatan pinggir dari kitab ‘Fathul Qarib al Mujib’ ( فتح القريب المجيب ) karangan syech Ibnu Qasim al Ghazi. Sedangkan Kitab Fathul Qarib al Mujib merupakan kitab syarah dari kitab ‘Ghayatul Ikhtishar atau Taqrib’ karangan Imam Abu Sujaai. Kitab Taqrib dan Fathul Qarib ini sangat masyhur di kalangan kyai dan santri di tanah air, karena merupakan salah satu kitab wajib yang  dipelajari hampir di seluruh ponndok pesantren. Dengan membaca kitab Hasyiyah Ibrahim Al Baijuri kita akan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami kitab Fathul Qarib. Terlebih dari itu, kitab Hasyiyah ini banyak menjadi rujukan para ulama dalam menetapkan hukum-hukum Islam kontemporer yang terjadi dewasa ini. 

Terima kasih, semoga bermanfaat. . . 

Saturday, April 1, 2017

Kitab Kasyifatus saja Syarh Safinatunnajah



Judul Kitab : Kasyifatus Saja Syarah Safinatun Naja

Penulis : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani

Tahqiq : Bassam Abdul Wahhab Al-Jabi

Penerbit : Dar Ibnu Hazm, Beirut

Cetakan : Pertama

Tahun : 2011