Saturday, April 30, 2016

Kitab Nashoihul 'Ibad

 

Nashoihul 'Ibad berarti nasihat-nasihat bagi para hamba, adalah kitab karya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Nawawi Albantani rahimahullah (ra). Kitab ini berisikan hadis Nabi shollallahu 'alaihi wasallam (saw), ucapan para sahabat rodiallahu 'anhum (ra), dan ucapan para ulama dan solihin.

Dalam mukadimahnya, Syekh Nawawi ra menyebutkan bahwa kitab ini adalah sebuah syarah (penjelas) yang disiapkan beliau untuk menjelaskan sebuah kitab yang berisi berbagai nasihat, karangan Al-Allamah Al-Hafizh Syekh Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad Ast-Syafii, seorang ulama termasyhur dengan gelar Ibnu Hajar Al-Asqolani, kemudian Al-Mishri.

Kitab ini sangat masyhur (terkenal) di Indonesia karena hampir diajarkan ditiap-tiap pondok pesantren dan madrasah. Namun mungkin masih banyak di kalangan umum yang belum mengetahui isi kitab ini.

Download disini


Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua di dunia dan akhirat, amiin...





Friday, April 29, 2016

Kitab Bulugh Al-Maram Min Adillat Al-Ahkam




Kitab Bulughul Maram atau Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam, disusun oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani (773 H - 852 H). Kitab ini merupakan kitab hadits tematik yang memuat hadits-hadits yang dijadikan sumber pengambilan hukum fikih (istinbath) oleh para ahli fikih. Kitab ini menjadi rujukan utama khususnya bagi fikih dari Mazhab Syafi'i.


Kitab Bulughul Maram memuat hampir 1600 buah hadits. Di setiap akhir hadits yang dimuat dalam Bulughul Maram, Ibnu Hajar menyebutkan siapa perawi hadits asalnya. Bulughul Maram memasukkan hadits-hadits yang berasal dari sumber-sumber utama seperti Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa'i, Sunan Ibnu Majah, dan Musnad Ahmad dan selainnya.
Kitab Bulughul Maram memiliki keutamaan yang istimewa karena seluruh hadits yang termuat di dalamnya kemudian menjadi pondasi landasan fikih dalam mazhab Syafi'i. Selain menyebutkan asal muasal hadits-hadits yang termuat di dalamnya, penyusun juga memasukkan perbandingan antara beberapa riwayat hadits lainnya yang datang dari jalur yang lain. Karena keistimewaannya ini, Bulughul Maram hingga kini tetap menjadi kitab rujukan hadits yang dipakai secara luas tanpa mempedulikan mazhab fikihnya.


Kitab Riyadhusshalihin

  

Kitab Riyadus Shalihinadalah sebuah kitab yang sangat masyhur dalam dunia Islam. Kitab ini telah dijadikan pegangan selama ratusan tahun bagi para ulama, pelajar dan penuntut ilmu agama di belahan dunia. Di Indonesia sendiri kitab Riyadus Shalihin ini merupakan salah satu ‘kitab wajib’ bagi seluruh pesantren.

Pengarang kitab Riyadus Shalihin adalah Al Imam Al ‘Alamah al Muhaddits, Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an Nawawi ad Dimasqi as Syafi’i, beliau dikenal sebagai ulama paling ‘alim pada zamannya, zuhud dan wara’, serta kuat beramal sholeh. Dilahirkan di sebuah desa bernama Nawa dekat Damsyik, Suriah pada tahun 631 H. Beliau mulai menuntut ilmu di sebuah sekolah agama milik Habbatullah bin Muhammad Al Anshori yang terkenal dengan sebutan Ibnu Rawahah. Madrasah itu bernama Madrasah Ar Rawahiyyah. Imam Nawawi belajar di Madrasah ini mulai tahun 649 H, saat berusia delapan belas tahun, kemudian melanjutkan pelajarannya ke Sekolah Darul hadits di Madrasah Usruniah. Beliau wafat di desanya sendiri yaitu desa Nawa, Damsyik, Suriah, pada tahun 676 H pada usia 45 tahun. Meskipun beliau belum sempat menikah seumur hidupnya, namun sebagai penghormatan, kaum muslimin tetap menggelarinya ‘Abu Zakaria’, yang menggambarkan seolah-olah beliau pernah memiliki seorang putra.


Riyadus Shalihin yang diartikan sebagai pelatihan orang-orang shalih, dibahas menjadi 19 kitab yang terbagi atas 372 Bab dan menyertakan sebanyak 1900 hadis. Dalam metode penulisannya, Imam Nawawi mengemukakan ayat-ayat Qur’an sebagai dalil utama untuk menguatkan dalil penyokong atas kitab yang akan dibahas, kemudian baru menyertakan dalil-dalil hadis sebagai penjabaran atas bab-bab yang dibahas tersebut.

Di dalam mukaddimah kitabnya, Imam Nawawi mengatakan bahwa kitabnya itu mengandung hadis-hadis yang beliau kutip dari Kutubussittah (enam kitab utama), yaitu kitab hadis yang paling utama dalam Islam. Dan secara tegas dikatakan bahwa beliau hanya mengutip hadis-hadis yang shahih dari kitab-kitab yang masyhur itu. Dengan demikian tidak akan ada satu hadis dho’if pun yang dimasukkan ke dalam kitab ini. Dalam hal ini, para ulama se-dunia selama ratusan tahun sudah membuktikan kebenaran ucapan Imam Nawawi itu. Selanjutnya, dalam perjalanan sejarah, kitab Riyadus Shalihin terbukti telah berhasil membantu para ulama untuk membentuk murid-murid mereka di pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah, atau pada majelis-majelis ta’lim di masjid-masjid di seluruh Indonesia.